
Umroh bukan hanya rangkaian ibadah fisik. Ia menuntut adab yang benar. Setiap langkah di Tanah Suci adalah ibadah. Menjaga akhlak, menahan emosi, dan menghormati sesama jamaah menjadi bagian besar dari amal yang dibawa pulang.
1. Meluruskan Niat

Niat dilakukan untuk mencari ridha Allah, bukan untuk tujuan dunia.
Landasan:
“Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan…” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Niat yang benar melindungi perjalanan dari riya dan kesia-siaan.
2. Mengikuti Sunnah Nabi dalam Beribadah

Umroh yang diterima adalah Umroh yang sesuai tuntunan.
Poin inti:
- Tidak menambah ritual baru
- Tidak meyakini keutamaan tertentu tanpa dalil
- Thawaf, sa’i, dan tahallul dilakukan sebagaimana Nabi mencontohkan
Keberkahan ibadah berada pada mengikuti Sunnah, bukan kreativitas pribadi.
3. Menjaga Lisan

Tanah Haram adalah tempat yang sangat dijaga kehormatannya.
Larangan jelas saat ihram:
- Mengucap kata buruk
- Bertengkar
- Mengeluh berlebihan
- Menggunjing
Dalil:
“Barang siapa berhaji dan tidak berkata keji dan tidak berbuat fasik, maka ia pulang seperti hari ia dilahirkan ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menjaga lisan menjadi benteng utama agar ibadah tidak rusak.
4. Sabar Menghadapi Keramaian

Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selalu padat. Sikap tergesa-gesa sering memicu gesekan.
Adab yang harus dijaga:
- Tidak menyikut atau mendorong
- Mendahulukan orang tua dan wanita
- Menghindari lokasi padat jika tidak mampu menahan diri
Sabar adalah kunci. “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
5. Menghormati Sesama Jamaah

Semua jamaah datang untuk tujuan mulia.
Adab utama:
- Tidak berebut tempat
- Tidak menghalangi jalan
- Tidak menahan diri terlalu lama di area yang dibutuhkan orang lain
- Memberi ruang bagi yang ingin thawaf atau berdoa
Menghormati manusia adalah bagian dari menghormati ibadah.
6. Menjaga Kebersihan dan Kerapian

Membersihkan diri dan menjaga wudhu adalah amalan yang dicintai Allah.
Poin praktis:
- Tidak membuang sampah sembarangan
- Menjaga kebersihan kamar dan lingkungan
- Menjaga bau badan dengan cara yang dibolehkan (tanpa parfum saat ihram)
Allah mencintai orang yang menjaga kebersihan (QS. Al-Baqarah: 222).
7. Menghormati Tempat-Tempat Suci

Masjidil Haram dan Masjid Nabawi memiliki kehormatan khusus.
Adabnya:
- Tidak bersuara keras
- Tidak bercanda berlebihan
- Tidak menjadikan masjid sebagai tempat ngobrol
- Tidak mengambil foto tanpa kebutuhan jelas karena mengganggu jamaah lain
Madinah khususnya dijaga karena Rasulullah bersabda bahwa Madinah adalah tanah haram antara dua batasnya.
8. Menjaga Pandangan dan Hati

Bagi laki-laki, menjaga pandangan adalah perintah langsung. Bagi perempuan, menjaga aurat dengan baik termasuk adab kuat dalam ibadah.
Ibadah Umroh adalah momen untuk mensucikan hati dan mendekat pada Allah, sehingga menjaga pandangan menjadi bentuk ketaatan.
9. Mempermudah Urusan Orang Lain

Membantu jamaah lanjut usia, mengangkatkan barang, atau memandu mereka adalah amal besar.
“Allah akan menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Pada perjalanan Umroh, bantuan kecil sering menjadi pahala besar.
10. Tidak Berlebihan dalam Berbelanja

Belanja oleh-oleh tidak dilarang, tetapi berlebihan bisa mengurangi kekhusyukan ibadah.
Adabnya:
- Belanja seperlunya
- Utamakan waktu ibadah
- Tidak menawar secara kasar
- Tidak memasukkan riya dalam oleh-oleh
Kesimpulan
Etika dan adab adalah ruh dari ibadah Umroh. Niat yang lurus, mengikuti sunnah, menjaga lisan, sabar dalam keramaian, menghormati jamaah lain, dan menjaga kehormatan Tanah Suci adalah fondasi ibadah yang diterima.
Jika ingin pendampingan perjalanan Umroh dengan panduan adab lengkap, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan Haastour untuk memastikan seluruh persiapan lebih terarah dan sesuai tuntunan syar’i.
