Setelah rangkaian ibadah umroh selesai, sebagian jamaah memiliki waktu luang sebelum kepulangan. Waktu ini sering dimanfaatkan untuk wisata religi di sekitar Mekkah dan Madinah. Jika dilakukan dengan niat dan pemahaman yang benar, wisata religi bisa menjadi sarana tadabbur yang menambah iman, bukan sekadar agenda jalan-jalan. Berikut tips menikmati wisata religi setelah umroh tanpa keluar dari tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.
1. Pastikan Ibadah Umroh Telah Selesai dengan Sempurna
Wisata religi sebaiknya dilakukan setelah seluruh rukun dan kewajiban umroh ditunaikan. Jangan mendahulukan ziarah atau kunjungan sejarah sebelum ibadah utama selesai. Ini menjaga prioritas agar ibadah tidak terganggu oleh agenda tambahan.
2. Luruskan Niat sebagai Tadabbur, Bukan Ritual Tambahan
Niatkan wisata religi untuk mengambil pelajaran sejarah dan menguatkan iman. Bukan untuk mencari keberkahan tempat, apalagi meyakini adanya kekuatan khusus pada lokasi tertentu. Niat yang lurus menjaga tauhid tetap bersih.
3. Pilih Tempat yang Memiliki Nilai Sejarah Jelas
Utamakan lokasi yang memiliki latar sejarah Islam yang sahih, seperti Masjid Quba, Uhud, atau Masjid Qiblatain. Hindari tempat yang populer karena mitos atau cerita tanpa dasar dalil. Sejarah yang benar membantu pemahaman yang benar.
4. Jaga Adab dan Akhlak Selama Berkunjung
Tetap menjaga adab sebagaimana berada di Tanah Haram. Berpakaian sopan, tidak berisik, tidak berebut, dan tidak mengganggu jamaah lain. Akhlak adalah cerminan ibadah, bukan hanya aktivitas di masjid.
5. Hindari Praktik yang Tidak Pernah Dicontohkan Nabi ﷺ
Jangan melakukan ritual khusus di tempat ziarah seperti mengusap dinding, mengambil batu, atau berdoa menghadap tempat tertentu. Semua doa hanya ditujukan kepada Allah, di mana pun berada. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau.
6. Batasi Agenda agar Tidak Menguras Fisik
Wisata religi bukan lomba mengunjungi banyak tempat. Pilih beberapa lokasi yang bermakna dan sesuaikan dengan kondisi fisik. Kelelahan berlebihan justru bisa mengganggu ibadah wajib seperti salat berjamaah.
7. Gunakan Waktu untuk Refleksi dan Muhasabah
Manfaatkan kunjungan untuk merenung tentang perjuangan Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Bandingkan dengan kondisi diri hari ini. Wisata religi yang baik meninggalkan dampak pada hati, bukan sekadar foto dan cerita.
8. Dengarkan Penjelasan Pembimbing yang Berilmu
Pendamping yang memahami sejarah dan dalil akan membantu meluruskan pemahaman. Penjelasan yang benar mencegah jamaah terjatuh pada keyakinan keliru yang sering tersebar di tempat ziarah.
9. Jangan Merasa Umroh Kurang Sempurna Tanpa Wisata Religi
Perlu diluruskan. Umroh sah dan sempurna dengan rukun dan syaratnya, meski tanpa wisata religi sama sekali. Jangan sampai muncul keyakinan bahwa ziarah tertentu adalah bagian wajib dari umroh.
10. Jadikan Wisata Religi sebagai Penutup yang Bermakna
Wisata religi yang dilakukan dengan adab dan ilmu bisa menjadi penutup perjalanan umroh yang indah. Ia menguatkan niat untuk pulang dengan iman yang lebih baik dan akhlak yang lebih terjaga.
Menjaga Tauhid adalah Kunci Utama
Allah berfirman bahwa hanya kepada-Nya doa dan permohonan ditujukan. Wisata religi tidak boleh menggeser keyakinan ini. Setiap tempat hanyalah sarana mengambil pelajaran, bukan sumber keberkahan.
Ingin Wisata Religi Umroh yang Aman dan Sesuai Sunnah?
Agar waktu setelah umroh tetap bernilai ibadah dan tidak keluar dari tuntunan Rasulullah ﷺ, diperlukan pendampingan yang tepat.
Haastour siap mendampingi perjalanan umroh dan wisata religi dengan bimbingan yang lurus, penjelasan berdalil, dan pelayanan yang menenangkan.
Konsultasikan perjalanan Umroh dan wisata religi bersama Haastour sekarang.
